Showing posts with label Puisi. Show all posts
Showing posts with label Puisi. Show all posts

Wednesday, August 14, 2024

Langit


"Sesekali tengoklah langit." 


Langit malam terhias bintang, kerlip cahayanya menempuh ribuan tahun, mencetuskan rasa keindahan, kenangan, harapan, dan cita-cita. 

Terkadang langit kelabu, membawa muram suasana. Namun ketika awan menjadi hujan, bumi yang gersang hidup kembali dari matinya.

Langit biru mengingatkan sejatinya milyaran manusia bersaudara, bernafas satu udara, dan bernaung di bawah atmosfer yang sama.

Langit jingga petanda senja. Setiap hari pasti ada akhirnya, setiap manusia suatu saat akan tutup usia.

Dan langit yang begitu luas adalah pintu rizki, testamen bahwa ada yang lebih besar, lebih tinggi, dan lebih mulia dari diri kita 🙇🏻‍♂🙏🏻.


Sesekali, tengoklah langit.


P.S. In loving memoriam, 

Prof. Ir. Sudjarwadi M.Eng., Ph.D. 

13-03-1947 // 10-08-2024

Tuesday, November 11, 2014

Musim Gugur

musim gugur itu favoritku

mungkin sejak musim lalu ketika semi ternyata malah mimisan karena alergi serbuk sari bunga

musim gugur itu favoritku

karena musim panas dan musim dingin itu terlalu berlebihan menurutku, berlebihan panas dan dinginnya

musim gugur itu favoritku

karena kata ibu guru, musim ini adalah ketika daun-daun menampakkan warna aslinya

dan ketika aku memandang simfoni warna kuning kemerahan terpantul dari permukaan danau yang tenang, daun-daun itu seperti bertanya

mana warna aslimu?

musim gugur itu favoritku

karena menurutku, musim gugur itu seperti orang tua yang dengan tenang menunggu kematiannya di musim dingin

dan ketika aku memandang dahan dahan kering yang dihinggapi ribuan burung yang sedang bermigrasi itu, mereka seperti bertanya

kemana engkau akan pergi?

Sunday, July 22, 2012

A Blade of Grass

sehunus ilalang di padang gersang
berdesir bersama pasir
menari saat angin menghampiri

sehunus ilalang di padang gersang
berdiri menanti rinai hujan
namun hujan tak kunjung datang

hari berganti, malam berlalu

sehunus ilalang di padang gersang
meski melayu dimakan waktu
enggan ilalang mempertanyakan Yang Satu

sehunus ilalang di padang gersang
akhirnya menguning menjadi kering
tanpa tahu Tuhan berbisik kepada batu

Aku tersenyum pada ilalang yang tak pernah ragu

Saturday, April 07, 2012

Senja di Baltimore

Senja yang semoga tak lekang di memori saya,

Semerbak wangi bunga-bunga musim semi, Lavender, Tulip dan Sakura

Semburat rona jingga di ufuk Barat Daya

Semilir angin dan dentang lonceng gereja tua, subhanaLlah, Maha Suci Dia

Thursday, August 16, 2007

Musim Gugur yang Bertutur

Bagi orang-orang yang hidup (atau pernah hidup) di negara dengan empat musim, setiap musimnya membawa arti tersendiri. Hangatnya matahari, putihnya salju, keceriaan musim semi dan eksotisme musim gugur. Perubahan iklim membawa inspirasi dalam setiap langkah kehidupan.

Musim gugur yang pernah saya lalui di Amerika tidak banyak menyisakan kenangan. Hanya saja eksotisme-nya masih membekas. Kesibukan tupai-tupai mencari kenari untuk persediaan musim dingin, kepak sayap burung yang bermigrasi dan angin kencang yang meniup dahan-dahan kering.

Dalam dinamika kehidupannya, musim gugur bertutur tentang banyak hal. Tentang perpisahan dan harapan. Alam semesta selalu memberi kita makna yang dalam pada setiap kejadian. Seperti apa yang diungkapkan Jalaluddin Rumi dalam puisinya : Be grateful for whoever comes, Because each has been sent is a guide from beyond.

Bersama daun-daun yang berguguran, izinkan saya menuliskan puisi:

Ranting Cemara

Dahan tua lapuk dan mengering

Gugur ke tanah menjadi pupuk

Biarkanlah waktu mengurainya menjadi hara

Memberi makna bagi kehidupan yang baru

Kenari-kenari

Biji menjadi biji yang kering

Jatuh ke tanah dan tertanam dalam

Dua musim akan berlalu

Dan semi akan menghampiri

Saat tunas muda merekah menyambut pagi

Genangan Air

Jika hadirku di sini tak memberi arti

Biarkanlah aku menguap pergi

Mencari arti pada luasnya bumi

Sampai tiba saatnya nanti

Aku kembali …

Sebagai hujan yang menyirami

Arkhadi Pustaka; 12012004:10082007

Tuesday, January 16, 2007

Puisi Kelahiran

Aku punya puisi kelahiran yang aku temukan dibalik foto bayi-ku. Ditulis sama Papa-ku setelah aku lahir .. soalnya pas aku lahir, beliau lagi nempuh program doktoral di Amrik.

Dan beberapa hari kemaren seorang sahabat meng-Inggris-kan puisi kelahiranku itu dengan sangat indah (buatku ..)

Here it is:

"Truly, knowledge is beyond limitless

and our life is so concise

wishfully in each generation

"little servants" of humanity are born"

Fiuh .. thanks a lot buddy .. deep from my heart.