"Mister Kelinton, itu toiletnya tolong dibersihkan yang bersih ya!" perintah Romo Hageng.
"Siap Romo, saya bersihkan." jawab Mister Kelinton.
Tidak berapa lama, Romo Hageng menginspeksi hasil pekerjaan Mister Kelinton di toilet. Romo Hageng geleng-geleng kepala "bersih dari Hongkong," gerundelnya. Kemudian Romo Hageng mencari Mister Kelinton di pantry.
"Mister, itu toiletnya tolong dibersihkan. YANG BERSIH!" Romo Hageng memberi instruksi dengan mata agak mendelik.
"Siap Romo!" Mister Kelinton bergegas membersihkan toilet.
Ketika Romo Hageng menengok hasil pekerjaan Mister Kelinton, beliau belum puas dengan kondisi toilet yang masih berkerak dan baunya kurang sedap. Sekali lagi Romo Hageng mencari Mister Kelinton.
"Kelinton, nanti selesai jam kantor jangan langsung pulang. Tunggu saya."
"Siap Romo!" Mister Kelinton memberi hormat seperti sedang upacara bendera.
Selesai jam kantor Romo Hageng mengajak Mister Kelinton ke rumahnya.
"Lihat baik-baik toilet saya noh... itu yang namanya BERSIH!" tunjuk Romo Hageng.
Mister Kelinton manggut-manggut.
Keesokan harinya ketika Romo Hageng ke toilet sekolah, kondisinya sudah buersih kinclong dan harum. Gantian Romo Hageng yang manggut-manggut.
***
Pelajaran moralnya, terkadang apa yang kita bilang bersih belum tentu bersih bagi orang lain. Perbedaan pengetahuan menyebabkan perbedaan persepsi. Dalam komunikasi (dan pembelajaran), menjadi penting untuk meyakinkan bahwa ada kesamaan persepsi terhadap suatu konsep antara kita dan lawan bicara (murid).*cerita diadaptasi dari kisah nyata yang terjadi di UGM dan ditulis dengan gaya bercerita Prof. Umar Kayam (hope it works)