Nana bawa sebundel karet rambut dari Indonesia. Dia suka sekali sama itu karet-karet rambut warna-warni. Waktu masih di Indonesia sih dulu sering dikucir rambutnya sama mbak-mbak. Tapi di sini udah nggak mau dikucir lagi, walhasil karetnya cuman jadi mainan, mainan yang simpel tapi menyenangkan.
Tadi siang Nana asik mainan sama karetnya. 8 biji karet warna-warni. Saya kok jadi keinget, waktu kecil di Iowa, Papa saya suka ngajarin saya pengurangan sederhana ... pake permen tapi, karena memang waktu kecil dulu saya suka makan permen.
Caranya kalo' nggak salah awalnya saya dikasih tau jumlah total permen sama Papa saya. Trus saya disuruh merem. Trus Papa ngambil sejumlah permen. Trus saya disuruh nebak berapa permen yang digenggam Papa saya. Tentu saja sebenernya bukan nebak, tapi ngitung. Cuman, dengan kata "nebak" saya jadi nggak punya beban mental. Toh kalo' salah kan cuman tebak2an, ya to? Ahihihi...
Akhirnya saya mewariskan
legacy itu ke Nana, tapi ganti objek: karet. Pada dasarnya sih sama, permainannya memakai benda kecil kesukaan si anak.
Nana udah bisa ngitung sampe sepuluh, mmm... lebih malah. Jadi menghitung (satu, dua, tiga, dst.) sampai delapan bukan masalah buat dia. Apalagi Nana udah sering main matematika sederhana seperti ini di web-nya
Curious George. Yang menarik, ketika saya naikkan level tebak-tebakannya ke tingkat yang lebih tinggi ternyata Nana bisa
keep up. Walaupun tentu saya harus kasih contoh di awal-awal.
Permainannya seperti ini:
Nana saya suruh merem. Lalu, dari delapan karet, saya genggam 2 di tangan kiri dan 1 di tangan kanan. 5 yang lain tergeletak. Nana saya suruh melek. Genggaman yang kanan saya buka lalu dia saya tanya "hayo Nana, coba tebak yang di sini ada berapa?" sambil saya goyang-goyang tangan kiri saya.
Nana lalu ngitung 5 yang tergeletak dan meneruskan hitungan untuk karet yang ada di telapak tangan kanan saya. Trus mikir... Dan menebak (
well actually she did substract it) dengan benar, "Dua!"
Lalu saya naikkan tingkat kesulitannya. Nana saya suruh merem. Lalu, dari delapan karet, saya tidak menggenggam apa-apa di tangan kiri dan 2 di tangan kanan. 6 yang lain tergeletak. Nana saya suruh melek. Genggaman yang kanan saya buka lalu dia saya tanya "hayo Nana, coba tebak yang di sini ada berapa?" sambil saya goyang-goyang tangan kiri saya.
Nana menghitung seperti tadi. Tapi terus mulai bingung, mengernyitkan dahi (mikir) .. agak lama. Saya diam saja, saya kasih waktu dia biar bisa mikir dengan tenang.
Suddenly, Nana berteriak kegirangan "Nggak ada!!!"
Lalu saya pura-pura ngasih
crown ke kepalanya
as a reward. Dan Nana tersenyum penuh kemenangan.
Whuahahaha... Nana, Bapak love you ^_^