Sore 14 Juni 2012, KRI Dewa Ruci merapat di Baltimore. Tapi karena kami ndak punya mobil, bisanya nengokin ke Inner Harbor ya tanggal 15 paginya, naik light rail dari Mt. Washington ke Convention Centre trus jalan dikit ke Inner Harbor.
Warga Indonesia di Baltimore-Washington DC. gembira bukan main dengan kedatangan kapal latih Angkatan Laut ini, termasuk saya. Untuk saya pribadi, KRI Dewa Ruci yang tadinya cuma saya baca di majalah Bobo waktu kecil jadi ada di hadapan saya.
Saya bukan penggemar kapal layar, naek kapal juga pol mentok cuma kapal feri Ketapang-Gilimanuk. Tapi saya, entah kenapa, kagum sama yang namanya pelaut. Yaa... tanpa menafikkan cerita-cerita miring tentang pelaut yang kemudian saya tahu setelah agak gede. Mungkin karena waktu kecil saya dibeliin buku sama orangtua saya tentang Ferdinand Magellan yang mengelilingi bumi pakai kapal. Yaa... walopun setelah belajar lagi saya taunya perjalanan itu ujung-ujungnya penjajahan. Atau mungkin saya kagum sama cerita-cerita bahwa nenek moyang orang Indonesia itu pelaut handal, cerita tentang kapal Phinisi. Saya bahkan dulu punya buku rangkuman pelajaran kecil pas SD yang saya namai Phinisi Nusantara. Pas udah gede juga, saya masih terkagum-kagum waktu liat video Diaspora Bugis-Makassar, lagi-lagi pakai kapal.
Kekaguman terhadap pelaut mungkin kekaguman saya terhadap orang yang suka menjelajah dan membuka cakrawala baru, menjumpai tempat-tempat baru dan mungkin jika beruntung menjumpai Tuhan.
Terlepas dari kekaguman terhadap kapal kecil yang bisa mengelilingi bumi itu -iya lho, KRI Dewa Ruci itu relatif kecil dibanding Tall Ship lain seperti Cuauhtemoc-nya Meksiko- mungkin kegembiraan atas kedatangan KRI Dewa Ruci itu karena kangen sama Indonesia. Tanah air beta. Apalagi, saya tambah 'wow' sama KRI Dewa Ruci setelah dibilangin sama awak kapalnya kalo' KRI Dewa Ruci berhasil meraih juara umum lomba kapal layar internasional American Tall Ship Race 2012 rute Savannah-New York yang diikuti 16 kapal dari Amerika, Eropa, dan Asia.
Well, boleh lah ada yang nyinyirin nasionalisme itu gk penting. Tapi saya memang kangen dengan tempat dimana saya dilahirkan dan kapal ini datang dari tempat itu. Jadi ini memang cuma masalah saya lagi melo saja soal kebangsaan, tanah air, Indonesia dan Merah Putih itu. Dan karena melo itu lah, saya suka sekali liat bendera itu berkibar-kibar di dermaga Baltimore. Karena saya Indonesia, tapi Indonesia bukan saya. Monggo kerso tafsir masing-masing, asal nggak sikut-sikutan aja :)