Secara bahasa "relatable" itu kata sifat yang salah satu artinya adalah "enabling a person to feel that they can relate to". Secara populer, "Relatable" itu acara komedi baru-nya Ellen DeGeneres di Netflix. Tapi saya nggak mau bahas Ellen.
Saya mau berbagi asumsi saya mengenai bagaimana orang-orang memilih dalam Pemilu. "Relatable" itu tema yang muncul dari observasi saya baik dari kubu Jokowi maupun dari kubu Prabowo. Menurut saya, orang-orang memilih karena afiliasi dan karena mereka merasa bisa "relate to" Pak Jokowi ataupun Pak Prabowo, baik "relate to" secara langsung maupun tak langsung melalui afiliasi kepartaian.
Yang saya amati, orang memilih Jokowi umumnya karena mereka melihat sebagian dari diri mereka di dalam figur Jokowi. Mereka melihat Jokowi itu orang sipil, ndeso, sederhana, pekerja keras dan lain sebagainya yang bermacam-macam sesuai dengan asumsi masing-masing pemilih. That is how they relate to him. Sedangkan sebagian yang memilih Prabowo, memutuskan untuk mendukung beliau karena Prabowo bukan Jokowi yang mereka anggap tidak mewakili mereka. Somehow, that's how they relate to him based on their assumptions.
Yang membuat saya merenung itu adalah bilamana kita bisa memilih pemimpin berdasarkan prioritas masalah bangsa yang mereka angkat. Bilamana kita memilih program, bukan sekedar figur? Saya menyadari bahwa memikirkan yang agak njlimet seperti ini adalah privilege kalangan menengah ke atas yang rada selo untuk mempelajari program dan pretingsing semacamnya. Tapi di lain pihak, kalau masyarakat kita tidak segera mulai belajar untuk memilih berdasarkan permasalahan bangsa yang diangkat, bukan sekedar figur, saya nggak tau kapan kita sebagai bangsa bakalan maju.
Tampaknya masih panjang jalan kita ke depan. Selamat tahun baru untuk rekan-rekan semua. Selamat menjalani tantangan masing-masing di tahun 2019 nanti. I wish us all a blessed and prosperous year!
No comments:
Post a Comment