Ya. Panjenengan leres ki sanak. Benar sekali bahwa kita tidak perlu takut sama virus. Yang perlu kita takuti itu Gusti Allah. Njih to? Saya sepaham dengan itu.
Permasalahannya begini ki sanak. Usaha pencegahan penyebaran virus korona itu salah satu bentuk ketakwaan alias perwujudan takut kita sama Gusti Allah. Kok bisa? Begini ceritanya. Saya kasi itung-itungan sedikit ya, tolong diikuti.
Menurut kejadian yang sudah-sudah, virus ini nyebarnya cepet banget kalau kita nggak melakukan usaha pencegahan seperti menghindari kerumunan, cuci tangan, dan lain sebagainya. Kalau tidak ada usaha pencegahan, semua orang bisa kena virus ini dengan mudah.
Sekarang bayangkan, kalo sebuah kota penduduknya 100.000 orang kena virus semua dalam waktu dua minggu. Menurut kejadian yang sudah-sudah, 80% hanya kena ringan saja, 20% yang berat. Umumnya, hanya 2% saja yang perlu ICU, perawatan intensif di rumah sakit, pake respirator, alat bantu pernafasan. 2% dari 100.000 itu 2.000 orang.
Masalahnya, rumah sakit kita itu hanya punya alat bantu pernafasan sedikit saja. Pol mentok 100 biji. Itu pun saya sudah loma banget kasih angkanya. Kalo yang perlu ICU itu 2.000 orang, respiratornya hanya 100 biji, yang 1900 orang itu bakalan mati karena tidak dapat dilayani rumah sakit.
Itu kalau tidak ada upaya pencegahan. Kalau ada upaya pencegahan, laju penyebarannya bisa kita tekan. Dengan menghindari kerumunan dan lain lain itu tadi. Bisa kita tekan sampai yang sakit itu nggak terlalu banyak dan tidak banyak yang tertular. Sehingga, rumah sakit bisa melayani.
Sekarang bayangkan di akherat kelak, dipun tangleti Gusti Allah begini, "dulu Aku kirim kamu ujian dalam bentuk virus korona, tapi kok kamu nggak mau nolong orang-orang yang paling lemah di antara kamu? Padahal cara menolongnya cukup gampang, tinggal di rumah, ibadah dari rumah, kerja dari rumah, belajar dari rumah, cuci tangan. Kok kamu tidak mau menolong-Ku? KOK MALAH NEKAT MANGKAT JUMATAN? Maksudmu itu apa?"
Menopo mboten ndredeg menawi dimintai pertanggungjawaban Gusti Alloh di akherat kelak? Sesuatu yang sebenarnya bisa kita usahakan bersama untuk menyelamatkan ribuan nyawa manusia, tapi kita gagal melakukannya. Dosanya dosa jariyah, ki sanak.
Makanya, pencegahan itu bukan masalah takut sama virus. Ini masalah takut sama Gusti Alloh, saestu.
No comments:
Post a Comment