Thursday, November 29, 2018

Pedagogi Lemonade

Somehow, si Nana bagi-bagi minumannya dia ke teman-teman dekatnya macam si Lucy dan si Adelaide. Kemarin sore si Nana punya ide "Bapak, buatkan resepnya dong biar teman-temanku bisa bikin Lemonade sendiri"

Jadilah hari ini saya print-out resep lemonade a la saya

(klik gambar-nya untuk melihat detail resep-nya)

Gegara nulis resep Lemonade itu saya malah jadi kepikiran tentang Objectivism vs Constructivism

Ini masalah pedagogi lho ya. Tapi saya mau menjelaskannya dengan contoh resep lemonade di atas.

Objectivism itu kurang lebih paham yang memandang "kebenaran" itu objektif, terukur. Sedangkan Constructivism itu kurang lebih paham yang memandang bahwa "kebenaran" itu dikonstruksi oleh seseorang, boleh dibilang subjektif.

Saya tulis vs alias versus bukan berarti saya mau cari mana yang lebih baik. Ini sekedar membandingkan saja.

Resep lemonade yang berdasarkan landasan teoritik objektivisme akan mengandung ukuran-ukuran semacam seberapa sendok makan jus lemon, gula dan seberapa gelas air yang diperlukan untuk membuat segelas lemonade yang segar. Keuntungannya, resep semacam ini relatif mudah direplikasi. Resep seperti ini cocok untuk produk yang memerlukan presisi semacam produk roti-rotian.

Resep lemonade yang berdasarkan landasan teoritik konstuktivisme itu seperti resep lemonade a la saya itu tadi. Tidak ada takaran pasti tapi ada instruksi untuk mencapai kondisi yang diinginkan. Keuntungannya resep ini menyesuaikan dengan selera setiap orang. Karena ada orang yang suka lemonade-nya kecut ada yang suka manis, ada yang tidak suka lemonade ... eh ... yo rasah nggawe wae mas ...

Sekali lagi, ini bukan masalah mana yang lebih ho oh antara objektivisme dan konstruktivisme karena masing-masing dapat diterapkan sesuai dengan keperluan.