Thursday, June 28, 2012

Catatan Kecil : Dewa Ruci Merapat di Baltimore

Sore 14 Juni 2012, KRI Dewa Ruci merapat di Baltimore. Tapi karena kami ndak punya mobil, bisanya nengokin ke Inner Harbor ya tanggal 15 paginya, naik light rail dari Mt. Washington ke Convention Centre trus jalan dikit ke Inner Harbor.

Warga Indonesia di Baltimore-Washington DC. gembira bukan main dengan kedatangan kapal latih Angkatan Laut ini, termasuk saya. Untuk saya pribadi, KRI Dewa Ruci yang tadinya cuma saya baca di majalah Bobo waktu kecil jadi ada di hadapan saya.

Saya bukan penggemar kapal layar, naek kapal juga pol mentok cuma kapal feri Ketapang-Gilimanuk. Tapi saya, entah kenapa, kagum sama yang namanya pelaut. Yaa... tanpa menafikkan cerita-cerita miring tentang pelaut yang kemudian saya tahu setelah agak gede. Mungkin karena waktu kecil saya dibeliin buku sama orangtua saya tentang Ferdinand Magellan yang mengelilingi bumi pakai kapal. Yaa... walopun setelah belajar lagi saya taunya perjalanan itu ujung-ujungnya penjajahan. Atau mungkin saya kagum sama cerita-cerita bahwa nenek moyang orang Indonesia itu pelaut handal, cerita tentang kapal Phinisi. Saya bahkan dulu punya buku rangkuman pelajaran kecil pas SD yang saya namai Phinisi Nusantara. Pas udah gede juga, saya masih terkagum-kagum waktu liat video Diaspora Bugis-Makassar, lagi-lagi pakai kapal.

Kekaguman terhadap pelaut mungkin kekaguman saya terhadap orang yang suka menjelajah dan membuka cakrawala baru, menjumpai tempat-tempat baru dan mungkin jika beruntung menjumpai Tuhan.

Terlepas dari kekaguman terhadap kapal kecil yang bisa mengelilingi bumi itu -iya lho, KRI Dewa Ruci itu relatif kecil dibanding Tall Ship lain seperti Cuauhtemoc-nya Meksiko- mungkin kegembiraan atas kedatangan KRI Dewa Ruci itu karena kangen sama Indonesia. Tanah air beta. Apalagi, saya tambah 'wow' sama KRI Dewa Ruci setelah dibilangin sama awak kapalnya kalo' KRI Dewa Ruci berhasil meraih juara umum lomba kapal layar internasional American Tall Ship Race 2012 rute Savannah-New York yang diikuti 16 kapal dari Amerika, Eropa, dan Asia.

Well, boleh lah ada yang nyinyirin nasionalisme itu gk penting. Tapi saya memang kangen dengan tempat dimana saya dilahirkan dan kapal ini datang dari tempat itu. Jadi ini memang cuma masalah saya lagi melo saja soal kebangsaan, tanah air, Indonesia dan Merah Putih itu. Dan karena melo itu lah, saya suka sekali liat bendera itu berkibar-kibar di dermaga Baltimore. Karena saya Indonesia, tapi Indonesia bukan saya. Monggo kerso tafsir masing-masing, asal nggak sikut-sikutan aja :)

Wednesday, June 27, 2012

Cublak Cublak Suweng

Sekedar merangkum kembali yang pernah terkicaukan via twitter, tentang cublak-cublak suweng. Kalo' dicari di Google, udah banyak yang berusaha memaknai lagu anak-anak Jawa ini. Saya sekedar merangkum ulang terutama untuk reminder bagi diri saya sendiri.

cublak cublak suweng
suwenge ting gelenter
mambu ketundhung gudel
pak ompong lela-lelo
sopo ngguyu ndhelikake
sirr sirr pong dhele kopong
sirr sirr pong dhele kopong

Lagu versi instrumentalnya bisa didengar di sini atau versi Kiai Kanjeng di sini.

Deskripsi permainannya dalam bahasa Inggris boleh tengok di sini.

Konon, syair ini yang bikin Kanjeng Sunan Kalijaga. Hence, mestinya mengandung makna disamping sekedar permainan. Cublak itu kotak penyimpan perhiasan. Suweng itu anting-anting, ear ring, hearing? Bisa jadi. Ting gelenter itu bertebaran. Mambu itu bau. Ketundhung itu ditabrak. Gudel itu anak kerbau.

Cublak itu juga bisa diartikan tebak-tebak. Suweng itu bisa diartikan sesuatu yang berharga. Well, disamping menebak dimana suweng disembunyikan seperti pada permainan, tampaknya kita juga diajak menebak suweng ini sebenarnya apa. Bisa jadi. Barang berharga ini tergeletak dimana-mana, tapi bau karena tertubruk anak kerbau. Gudel bisa dimaknai orang yang kurang belajar, seperti peribahasa "kebo nusu gudel".

Dalam era informasi macam sekarang, benda berharga tadi bisa jadi adalah informasi. Banyak informasi bertebaran, tapi banyak pula yang ketundhung gudel sehingga informasi-nya mambu. Entah informasi itu misleading, atau content manipulated.

Pak ompong lela-lelo bisa dimaknai orang tua yang melantunkan 'laa ilaha illaLlah'. Ompong adalah tidak punya gigi.

Sopo ngguyu ndhelikake bisa dimaknai sebagai 'clue' untuk menemukan suweng itu tadi. Bisa juga dimaknai bahwa siapa yang memiliki suweng tadi ngguya-ngguyu, simbol dari kebahagiaan.

Yang paling dahsyat tentu bagian "sirr sirr pong dhele kopong" yang dinyanyikan ketika anak yang jadi tadi mulai mencari suweng yang digenggam salah satu temannya dan teman-teman yang lain menyanyikan bait itu dengan menyilangkan jari telunjuk membentuk tanda silang. Sirr itu hati yang halus, yang rahasia. Sirr pong dhele kopong, hati yang kosong ibarat kedelai tanpa isi. Sirr pong dhele kopong, untuk menemukan suweng tadi janganlah hatimu kopong, isilah.

Bagaimana mengisinya?

Yang ompong, kopong, berlela-lelolah. Niscaya ngguya-ngguyu :)

Tuesday, June 12, 2012

CTP-07: Learning is...

Ini pertanyaan mendasar bagi instructional engineer. Secara, pekerjaan sehari-hari seorang teknolog pembelajaran itu melayani alias mempermudah orang lain untuk belajar, mulai dari mempermudah anaknya sendiri belajar, mempermudah keluarganya belajar, mempermudah teman-temannya belajar, sampai mempermudah orang yang tak dikenal belajar.

Pertanyaan yang sangat seksi: "What is learning?" telah dijawab berbagai jenis orang dari berbagai titik sudut pandang. Nah, kebetulan saya diminta mbak Tami nulis, ya okelah kita tulis soal ini. So saya coba merangkum berbagai pendapat soal "apa itu belajar" tapi dari kacamata kuda saya yang ringan-ringan saja. Ndak usah terlalu serius. Hehe :D

Silakan dinikmati di sini: Campus Life Magz

Saturday, June 09, 2012

Backyard Carrot


Wortel di dalam kotak kardus

Sekitar awal bulan April lalu, kami sekeluarga iseng-iseng nanem beberapa jenis taneman: selada, tomat, daun bawang dan wortel. Sayangnya, selada dan tomat-nya nggak survive. Entah dimakan kijang atau bajing atau kelinci. Nah, alhamdulillah daun bawang dan wortel-nya masih slamet. Daun bawangnya malah udah kepake setidaknya sekali potong untuk bikin bakwan dan sup. Dan udah mulae tumbuh lagi. Moga-moga sih wortel-nya bisa bertahan nggak digangguin binatang-binatang liar itu sampai saatnya panen awal Agustus depan

Yang kurang dari pengalaman nanem wortel ini adalah kegiatan pencatatannya, setidaknya pencatatan awal tanggal tanam, dokumentasi foto mingguan dan mungkin tinggi daun wortel yang terlihat lah. Biar nge-hiddenleaf gitu. Atau mungkin yang di Indonesia ada yang pengen menambal kekhilafan saya? Hehehe. Berikutnya yang pengen saya catet mungkin daun bawang. Daun bawang ini lumayan soalnya tumbuhnya. Sik asik asik :)

Thursday, June 07, 2012

Galeri Hiddenleaf

Beberapa waktu lalu saya disenggol via twitter sama Mbak Tami dari CampusLifeMagz tanya-tanya soal hiddenleaf. Ha saya jadi inget kalo' beberapa bulan lalu pengen ngaplot galeri hiddenleaf tapi belum kesampaian, soalnya kemaren katanya mau dikirim poto-poto dokumentasi HL sama diajeng Riska tapi belum jadi :D

Ha pumpung ada yang nanya, ada momen, saya aplot jadinya galeri yang ini: Galeri Hiddenleaf.

Enjoy!