Sunday, May 09, 2021

Lebaran

Setahu saya, “lebar” dalam Bahasa Jawa itu artinya selesai, bubar, berakhir. Demikian pula, istilah “bakda” dalam Bahasa Jawa digunakan untuk menyebut hari raya Idul Fitri. “Bakda” itu serapan dari kata Arab “ba’da” yang artinya kurang lebih “setelah”. Maksudnya ya setelah Ramadhan itu Idul Fitri.

Idul Fitri memang menandai berakhirnya rangkaian ibadah puasa Ramadhan beserta amalan-amalan lain yang mengikutinya seperti shalat Tarawih, Zakat Fithrah, dan lain sebagainya. Eid sendiri salah satu maknanya adalah festival. Eid Al Fithr tentunya adalah festival yang merayakan fitrah manusia (alastu biRabbikum? Qaalu balaa syahidna).

Namun lucunya, interpretasi kultural -masyarakat Jawa setidaknya- menyiratkan bahwa perayaan Idul Fitri ini seakan-akan merayakan kebebasan atas selesainya kewajiban berpuasa selama sebulan penuh. Jadi puasa sebulan kemarin itu sebenernya tersiksa apa gimana? Kok bubarnya dirayakan dengan Lebaran?

Mungkin interpretasi Lebaran itu baiknya ya mirip-mirip Bakda dimana kita bertanya “lebar pasa njuk ngapa?” atau “bakdal shiyam di bulan Ramadhan trus ngapain?”

Ada orang-orang Jawa yang kemudian membuat jembatan keledai: lebar, lebur, labur, luber. Dimana bulan puasanya lebar alias selesai, lalu dosa-dosa mereka yang menjalani ibadah dileburkan (dengan memohon ampunan Tuhan dan meminta maaf dari sesama), sehingga jiwanya terlabur bagaikan digelontor cat putih supaya tampak bersih temboknya, lalu luberlah (banjirlah) amalan-amalan kebaikan pasca Ramadhan. Itu tampaknya bayangan ideal sesepuh-sesepuh Islam Jawa.

Namun saya punya pikiran lain. Gimana kalau kita ikut-ikutan orang bikin resolusi? Umumnya kan orang bikin resolusi kalau tahun baru ya. Nah ini untuk menjawab “setelah bulan puasa trus mau ngapa?” itu rasanya kalau bikin resolusi lumayan masuk lah. Ndak usah yang berat-berat lah resolusinya. Toh yang namanya bulan Ramadhan itu bulan pelatihan spiritual ya … mesthinya ada dong ya hal-hal yang carry over di bulan Syawwal dan seterusnya sampai ketemu bulan Ramadhan lagi.

Resolusi ini tentunya sifatnya sangat personal. Kalau saya boleh kasih contoh misalnya … kalau pas bulan Ramadhan sudah terbiasa cek dan ricek dalam mempelajari Al Quran misalnya, kenapa enggak itu dijadikan resolusi dimana kita akan selalu cek dan ricek informasi yang datang kepada kita melalui media massa/sosial sehingga kita nggak asal bikin status atau berbagi konten yang ternyata menjerumuskan diri sendiri maupun orang lain. Kalau tiap tahun kita bikin satu resolusi saja, dalam sisa usia kita yang tinggal berapa tahun (50? 10?) setidaknya kita berinvestasi sejumlah amalan kebaikan yang bisa kita rutinkan (istilah kearabannya: didawamkan).

Semoga bisa ya? Aamiiin.

Selamat menyambut Idul Fitri yang berbahagia meskipun masih dalam suasana pandemi. Semoga keberkahan tercurah bagi seluruh makhluk.

No comments: