Pertanyaan itu pertanyaan mahasiswa TP yang galau. Termasuk saya.
Jawaban versi saya ada dua: Innovate dan Research.
Catatan ini saya buat karena habis ngobrol-ngobrol via Google sama teman saya yang dosen TP. Keprihatinan mendasar beliau: skripsi mahasiswa-mahasiswi beliau cuma bikin CD Multimedia Interaktif. Ehek. Gampang soalnya bikinnya, udah ada default-nya. Biar lulusnya cepet. Saya dulu juga gitu.
Tapi sebenernya kalo' mau penelitian TP itu bahannya banyak. Contoh ni ya: bagaimana sikap dan persepsi pengunjung Taman Pintar Jogja kaitannya dengan pemanfaatan wahana tersebut sebagai sarana pembelajaran. Itu baru Taman Pintar, bisa di-expand ke objek yang lain seperti Museum. Ngomong-ngomong soal museum, ini juga bermasalah. Banyak museum yang nggak laku dan lapuk dimakan waktu, bisa itu dievaluasi. Kalo' nggak cukup evaluasi skripsinya bisa "Usaha pemanfaatan museum X sebagai sarana pembelajaran." Sumbanglah proposal inovasi ke museum X, jadi volunteer berapa bulan gitu trus bikin laporan.
Jadi memang urusannya nggak melulu komputer walaupun namanya "tehnologi" pembelajaran (sengaja pake h). Kalo' dianggap komputer dan internet itu sedang tren, yaa bolehlah. Tapi apa iya penetrasi pembelajaran via media internet dan komputer itu sudah sedemikian dalam di masyarakat kita? Televisi menurut saya masih punya porsi besar di Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Nah, masalah pertelevisian pun bisa jadi bahan penelitian. Boleh dievaluasi, seberapa besar porsi tayangan pendidikan di televisi komersial jaman sekarang.
Atau mungkin bisa ke BPMR, bikin proposal magang riset di sana. Ato malah mungkin pada belum kenal BPMR?? Emang sih, radio pendidikan udah nggak "gahol". Lebih asik juga SwaragamaFM atau GeronimoFM. Tapi kalau nggak gaul itu artinya ada masalah. Bisa jadi bahan penelitian. Atau bikin penelitian seputar bagaimana pemanfaatan media audio untuk pembelajaran di tengah arus media internet. Lebih bagus lagi kalo' bisa bikin usulan program untuk media audio trus diujicoba dan dilihat tingkat penetrasinya ke audiens.
Tapi balik lagi, karena inovasi ya nggak ada default-nya mungkin. Nggak bisa tinggal copy-paste script. Lulusnya mungkin jadi agak lama. Itu resikonya kalo' agak idealis. Baru agak lho ini, belum idealis betulan.
Oh iya... jadi inget. Yang asik juga sebenernya bikin peraga pembelajaran dari barang sehari-hari. Ini dulu yang mengantar saya jadi orang TP. Tapi sayangnya saya otodidak awalnya, jadi nggak bikin riset tentang ini. Misalnya nih, "Dampak Pemanfaatan Peraga Sederhana Dari Bahan Rumah Tangga Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa SD Kelas V" Bikin proposal ke salah satu sekolah, trus ngajuin peraga2 utk materi dalam 1 semester, trus di awal semester diukur keterampilan proses sains anak2, di akhir semester diukur lagi keterampilan proses sains-nya, kalo' perlu bandingin sama siswa sampel penelitian lain sebagai kontrol.
Banyak to jadinya yang bisa dilakukan sebagai orang TP? Itu pun baru versi saya. Versinya AECT ada 5 domain ... lebih komprehensif lagi. Ah, tapi mesti juga udah pada belajar kan ya tentang Landasan TP...
No comments:
Post a Comment