Tuesday, March 13, 2012

Kancil

Setelah selesai makan, Nana masih duduk di kursinya. Tumben. Biasanya langsung minta main. Kayaknya kekenyangan atau perutnya agak nggak enak, sesak, karena belum buang air besar. Sambil menunggu mood-nya balik, saya dongengin Nana. Awalnya Nana minta dibacain buku cerita, tapi saya insist kalo' saya bisa mendongeng tanpa buku cerita.

Walopun sebenernya saya juga bingung mau mendongeng apa, yang terlintas pertama langsung cerita Kancil Mencuri Timun. Kata Mama saya, waktu kecil saya memang sering didongengin cerita ini.

Jadilah saya bercerita...
***
Pada suatu ketika, ada seorang Pak Tani mengolah lahan. Dicangkulnya tanah itu dan ditanami benih timun. Setelah benih ditanam, Pak Tani rajin merawat tanamannya setiap hari. Lahan itu menjadi ladang timun yang rajin disirami setiap hari. Selama dua bulan...

#Nana nyela "satu.. dua.. udah." maksudnya cerita saya disuruh lanjut tanpa mendetailkan kejadian selama timun itu tumbuh.

Setelah dua bulan, timun-timun Pak Tani siap dipanen. Suatu sore, lewatlah si Kancil di ladang Pak Tani. Kebetulan Kancil sedang lapar. "Wah, ada timun-timun yang segar, makan ahhh..." Kancil makan beberapa buah timun Pak Tani.

Pagi harinya Pak Tani kaget. "D'oh, siapa ini yang makan timun-timun yang sudah kurawat dengan baik," tepok jidat. Tentu saja Pak Tani kesal. Kan sudah rajin merawat, e hasilnya dimakan sama orang tak dikenal.

#Nana nyela lagi, "so sad... ," katanya.

Keesokan harinya, Pak Tani terkejut lagi. "Kok tambah banyak ini timun yang hilang?!"

#Nana mulai cemberut karena berempati sama Pak Tani.

Kemudian Pak Tani bertekad menunggui ladangnya sampai sore. Dan singkat cerita si Kancil ketahuan sama Pak Tani ketika sedang menikmati timun-timun Pak Tani.

"Ooo... kamu to yang makan timun-timunku?"

Kancil berhenti makan. "Ooo... timun-timun itu punya Pak Tani to? Maaf Pak Tani, nggak tau... dan saya lapar Pak Tani."

"Makanya kalau ada ladang timun, jangan asal dimakan timunnya. Cari tahu dulu itu punya siapa. Terus datanglah ke pemiliknya, ketok pintu rumahku baik-baik trus bilang kalo' mau minta timun untuk makan." kata Pak Tani.

"Maaf Pak Tani, tidak akan saya ulangi lagi," kata Kancil. "Saya boleh minta timunnya lagi tidak besok Pak Tani?" tanya Kancil.

"Boleh saja asal kamu makan secukupnya, dan membantu aku merawat ladang timun ini," kata Pak Tani.

Sejak saat itu Kancil membantu Pak Tani membuat pupuk kompos dari campuran daun-daun kering dan kotorannya sendiri supaya ladang Pak Tani subur. Sebagai imbalannya, Kancil mendapatkan jatah timun yang cukup untuk makan setiap hari.

Selesai.
***
gambar diambil dari sini: http://stamps.livingat.org

No comments: