Sunday, April 15, 2012

Satu Cahaya Kunang-Kunang di Baltimore

Heo... Judulnya sok-sokan banget ya? Sok-sokan dimirip-miripin seribu kunang-kunang di Manhattan-nya Umar Kayam. Tapi eniwe, saya belum pernah baca itu kumpulan cerpen. Ehek.

cahaya kunang-kunang

Nana mengamati "kunang-kunang".

Kebetulan apartemen kami ada jendela yang cukup panjang (iya jendelanya memanjang horizontal, karena apartemen-nya di basement) menghadap ke Barat. Jadi kalo' sore, cahaya matahari bisa dengan bebas masuk ke rumah. Itu memungkinkan saya dan Nana melakukan percobaan sederhana sama cahaya. Yang pertama keinget di saya adalah permainan saya waktu kecil: pemantulan cahaya.

Bedanya, waktu kecil saya mainnya pas pagi, karena jendela di rumah Mino menghadap ke Timur. Saya inget betul, waktu kecil entah umur berapa tepatnya dapet oleh-oleh gantungan kunci dari Belanda, kalo' nggak salah Papa saya yang kasih --waktu kecil saya emang suka ngumpulin gantungan kunci, walaupun bukan sampe level kolektor dan akhirnya bosen pas udah masuk SMA--. Gantungan kunci itu mengkilap, kalo' mantul ke tembok atau lemari pakaian Mama bentuknya mirip pesawat terbang. Kebetulan gantungan kuncinya tulisannya "Schiphol", yang kemudian saya tahu kalo' itu nama bandara di Amsterdam. Pagi-pagi pas Mama masih sibuk beres-beres rumah, menyapu dan memasak, saya asik mainan sendiri di kamar sama pantulan cahaya dari gantungan kunci itu. Dalam bayangan saya waktu itu pantulan cahaya yang mirip pesawat itu pesawat tempur. Ngoeeeeng Ngoeeeeng Cucucucucu...

Saya pengen wariskan imajinasi saya sama Nana. Tapi karena nggak ada gantungan kunci yang sama ya saya coba dengan objek yang lain: tutup tupperware. Iya, tupperware yang sama yang saya pake buat bikin bongo pura-pura.

Tutup tupperware itu warnanya hijau, cukup mengkilat dan dapat memantulkan cahaya. Saya coba bikin pemantulan cahaya ke tembok. Dan imajinasi Nana: "Firefly, Bapak!!" Oho.. mungkin karena lagi suka nonton dan main Wild Kratts, inferensi Nana terhadap pemantulan cahaya itu kunang-kunang. Tapi kalo' dipikir-pikir lucu juga karena jadi bisa dimainkan bahasanya: cahaya kunang-kunang atau kunang-kunang cahaya?

Whatever lah... setelah itu saya gerak-gerakkan tutup tupperware itu dan Nana lari-lari ngejar-ngejar "bayangan" kunang-kunang. Ini juga aneh, bayangan itu citra yang dihasilkan dari cahaya yang terhalang suatu objek, tapi bisa juga dipakai untuk mendeskripsikan citra yang terbentuk dari pemantulan cahaya terkonsentrasi pada suatu layar...

Wehehehe, asik lho mainan pemantulan cahaya. Mau nyoba?

2 comments:

anggita said...

ini komen yang sangat tidak pas...tapi Nana kok kayak SAdako dari belakang! >_<

Arkhadi Pustaka said...

Ngehehehehehehe XD