Di atas kereta Birmingham-Newcastle pandangan saya melayang ke ufuk barat dimana langit semburat berwarna jingga keunguan dengan awan kelabu berarak-arak. Lampu-lampu jalan berpendaran di kejauhan. Ladang-ladang penggembalaan kuda dan domba di sepanjang rel kereta sudah gelap terselimuti malam. Saya mencoba merefleksikan pengalaman saya konferensi hari ini.
Presentasi saya alhamdulillah lancar walaupun ya ngomong bahasa Inggris-nya masih plegak-pleguk, tapi audiens bisa memahami sepenuhnya. Setelah sesi paralel selesai dan orang2 berjalan menuju ruang makan siang, seorang peserta konferensi dengan nama Abdussalam dari Coventry University (saya tahu dari tagname-nya) menyalami saya dan berkata "that was a good one, I got some points from your presentation." Saya tentu berterimakasih atas apresiasinya.
Setelah mengikuti beberapa presentasi, kesimpulan saya, yang namanya presentasi konferensi Internasional ternyata nggak serem-serem amat. Asal dipersiapkan dengan matang, ide sederhana pun diapresiasi dengan baik. Agak terlalu merendahkan rasanya kalau menyamakan presentasi di konferensi tadi seperti presentasi OPSI, tapi memang kenyataannya presentasi-presentasi tadi tidak sekeren Sir Ken Robinson, Hans Rosling atau Steve Jobs di TEDTalk.
Sayangnya, saya sendiri juga belum bisa presentasi seperti orang-orang yang di TEDTalk. Well, maybe someday I will.
Nha yang paling berkesan malah perjalanan pulangnya. Saya keluar gedung konferensi jm17.30 padahal kereta dari Coventry Train Station jam18.02 dan jalan utk pedestrian di Coventry itu cukup ruwet. Untunglah ketika saya kebingungan baca peta (yg gk biasanya saya bingung baca peta) akibat time pressure, seorang pemuda Inggris yang lagi jalan sama ceweknya menyapa saya, "anything I can help, mate?"
"Oh, I'm looking for Coventry Train Station" jawab saya.
"It's pretty far. Come on, let me take you there," katanya. Padahal tampaknya dia tadinya berjalan ke arah yg berlawanan dari arah saya berjalan.
Ealah Gusti, alhamdulillah sekali kok Panjenengan ngirim mas-mas bule nolong saya biar saya gk ketinggalan kereta.
Ketika saya selesai menulis kalimat di atas, saya kembali menengok ke jendela. Kali ini sudah gelap gulita. Yang tampak di kaca adalah refleksi wajah saya sendiri beserta isi gerbong yang lain. Saya jadi ge-er sama Gusti Allah, gek gek Gusti Allah sedang memperingatkan saya supaya saya suka menolong orang lain, karena saya sudah begitu banyak ditolong orang...
Katakanlah, aku memohon perlindungan kepada Tuhan Penguasa Ufuk yang terbelah, dari keburukan makhluk-makhluk-Nya. Caranya? Semoga saya selalu ingat untuk gemar menolong orang lain semampu yang saya bisa sehingga saya tidak punya kesempatan untuk merugikan orang lain.
Birmingham - Newcastle
19.30 - 22.50
No comments:
Post a Comment