Tuesday, October 01, 2019

Persamaan Matematika

Tadi malam si Nana dapat PR yang agak berat karena materinya belum diajarkan di sekolah. PR-nya melibatkan manipulasi persamaan matematika.

Ibuknya si Nana kemudian ngajarin si Nana bahwa variabel dalam persamaan matematika itu bisa dipindah ruas, dari sisi kiri persamaan ke sisi kanan dan sebaliknya.

Saya jadi ingat Pak Rani, guru matematika SMA saya.

Waktu saya disuruh menjelaskan bagaimana saya memecahkan sebuah persamaan, dulu saya juga begitu, saya bilang bahwa variabelnya bisa dipindah ruas.

Saya inget betul Pak Rani dengan sinis bilang "Dipindah pakai apa? Pakai truk?"

Touche! LOL.

Sejak saat itu saya belajar bahwa manipulasi persamaan matematika itu aslinya "you gotta stick to the meaning of equation".

Persamaan itu ibarat timbangan yang sisi kanan dan sisi kirinya sama berat. Namanya juga "equation" dari kata "equal" alias "sama".

Misalnya ni ya, x - y = 0 itu artinya berapa pun angka x dan y ketika dioperasikan pengurangannya hasilnya harus sama dengan nol. Konsekuensinya, berapa pun angkanya, x pasti sama dengan y.

Sekilas y bisa pindah ruas ke kanan jadi x = y. Tapi aslinya yang terjadi adalah, kita menambahkan y pada ruas kiri dan y pada ruas kanan. x - y + y = 0 + y.

Sehingga, yang biasa kita bilang pindah ruas itu aslinya kita melakukan operasi pada kedua ruas dimana operasi yang kita lakukan pada ruas yang satu menghilangkan variabel yang bersangkutan dan memunculkan variabel tersebut di ruas yang lain.

Ibarat timbangan tadi, kalo kita menambahkan sesuatu di sisi kanan timbangan, biar tetap seimbang/sama berat, maka pada sisi kiri timbangan juga harus kita tambahkan sesuatu yang sama.

Begitu pula sebaliknya. Kalau kita mengurangi sesuatu di sisi kanan, sisi kiri juga harus kita kurangi dengan sesuatu yang sama.

Bagi dan kali pun juga begitu. Prinsipnya kalo kita melakukan operasi di sisi yang satu, kita juga harus melakukan operasi yang sama di sisi yang lain agar keseimbangannya terjaga.

Jadi lebih ruwet? Mungkin. Tapi kalo paham sebenernya itu tadi bukan ruwet. Itu tadi esensinya matematika. You gotta stick to the consensus, the definition, otherwise math is meaningless.

No comments: