Thursday, January 09, 2020

Literasi dan Perpustakaan Indonesia

Oke, dari berita-berita kita tahu kalo literasi orang Indonesia rendah. Hasil PISA yang ngukur literasi kita tiap tiga tahun juga nggak berkembang, stagnan di bawah. Katanya jumlah perpustakaan paling besar, tapi readership-nya rendah. Katanya perpustakaan di Indonesia kurang keren.

Solusinya apa?

Kebetulan tahun lalu saya bikin semacam seri catatan singkat tentang perpustakaan yang ada di seputaran kota Baltimore, Amerika Serikat, di sini:


Apa yang saya pelajari dari situ?

Pertama. Yang diperlukan di Indonesia itu jaringan perpustakaan yang dikelola pemerintah daerah di tingkat kabupaten. Setiap kecamatan perlu punya perpustakaan. Nggak perlu yang fancy deh. Yang penting ada dulu. Kalo bisa ada pusat kegiatan anaknya. Koleksi buku cerita untuk anak. Syukur-syukur ada unit komputer yang kesambung Internet. Tapi pelan-pelan lah, yang penting ada dulu tiap kecamatan dan terkoneksi antar kecamatan database-nya, dikelola oleh pemerintah kabupaten.

Kedua. Kurasi dan ketersediaan BUKU di setiap perpustakaan tadi. Saya nggak begitu tahu dunia perbukuan di Indonesia, terutama buku anak. Situasi buku anak di Indonesia kayak apa saya nggak ada bayangan. Tapi saya pengennya kalo bisa ya ada buku-buku anak yang berjenjang. Mulai dari buku bergambar buat anak usia dini, trus ada buku buat early readers, graphic novels, trus ada chapter books buat remaja yang topiknya macem-macem, inklusif, yang bisa buka wawasan, nggak monolitik, dan ada buku-buku seminal macam karyanya Pram, Eka Kurniawan, atau Dewi Lestari.  Jadinya, enak gitu buku-buku yang ada tersedia sesuai perkembangan kemampuan baca anak-anak di setiap jenjangnya.

Ketiga. Perpustakaan itu nggak melulu soal sirkulasi buku. Perpustakaan itu beyond the book. Perpustakaan itu learning center. Kalo liat video di atas, tiap perpustakaan punya keunikan tergantung demografi pengunjung. Kalo perpustakaannya ada di daerah yang banyak lansia-nya, program-program perpus-nya ya ditujukan untuk melayani mereka. Program perpustakaan itu nggak kalah pentingnya sama koleksi buku perpustakaan.

Gitu aja dulu kali ya.

Apa saya ngimpinya ketinggian? Ya silakeun dibilang ngimpi ketinggian. Tapi menurut saya, kalo Indonesia mau maju ya paling enggak tiga poin di atas itu terpenuhi.

No comments: