Wednesday, March 09, 2011

Mendongeng untuk Nana

Seperti anak jaman sekarang yang bapak-ibuknya terbiasa memegang laptop untuk bekerja, Nana suka nyelo-nyelo kalo kami sedang bekerja dan pilihannya tentu saja kami memutarkan film. Film pertama Nana adalah "Happy Feet", film favorit saya. Sepertinya, itulah awal dari kesukaan Nana terhadap cerita.

Semakin Nana besar, semakin suka dia mengkonsumsi cerita baik dari buku bergambar ataupun film pendek seperti Chuggington. Terimakasih pada ibuknya Nana yang rajin membelikan Nana buku cerita dan membacakannya. Namun ada sesuatu yang menarik yang ingin saya ceritakan di sini.

Sebelum ini, saya sempat berusaha mendongeng .. bercerita tanpa teks ataupun gambar, bercerita melalui imajinasi. Ketika umur Nana masih 2 tahun lebih sedikit, Nana nggak bisa mengikuti dongeng saya dengan baik dan memilih untuk mencari aktivitas lain ketika saya mendongeng.

Hari-hari ini ketika umurnya mendekati 3 tahun, Nana mulai tertarik saya dongengin.

Ini adalah momen yang saya tunggu karena dongeng adalah salah satu alat yang sempurna untuk merangsang imajinasi, dan imajinasi adalah awal mula dari kreativitas. Berimajinasi positif dan terstruktur sebagai bahan bakar kreativitas adalah sesuatu yang ingin saya pass-on ke Nana.

Haa ... berikut adalah salah satu dongeng saya untuk Nana:

Pada suatu hari (we always start with this phrase, right?) hiduplah seekor gajah yang baik hati. Sang Gajah hidup di hutan bersama beberapa binatang yang lain.

Suatu ketika, Sang Gajah sedang berjalan-jalan di hutan dan bertemu dengan kelinci yang tampaknya sedang kesulitan.

"hai, kelinci .. tampaknya kamu sedang kesulitan?" sapa Sang Gajah.

"Oh gajah, pintu rumahku tertutup pohon besar yang tumbang itu. Aku jadi tidak bisa masuk ke rumah ... " keluh kelinci.

"Hooo .. sini aku bantu." kemudian Gajah mengalihkan pohon yang tumbang itu sehingga kelinci dapat masuk ke dalam rumahnya.

"Terimakasih gajah," kata kelinci.

"sama-sama kelinci..." jawab Sang Gajah.

Sang Gajah kembali berjalan ketika kemudian dia bertemu dengan burung yang tampaknya sedang kesulitan. (well, indeed I repeat a lot of phrases)

"hai, burung .. tampaknya kamu sedang kesulitan?" sapa Sang Gajah

"Oh gajah, sarangku jatuh tertiup angin. Akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengambil satu persatu ranting di sarangku dan menatanya kembali di atas pohon ... " keluh burung.

"Hooo .. sini aku bantu." kemudian Gajah mengambil sarang burung yang tergeletak di atas tanah dan mengembalikannya ke atas pohon dengan belalainya.

"Terimakasih gajah," kata burung.

"sama-sama burung..." jawab Sang Gajah.

Sang Gajah kemudian berjalan kembali ke tepi sungai dimana Sang Gajah kemudian bertemu dengan kura-kura yang tampaknya sedang kesulitan.

"hai, kura-kura .. tampaknya kamu sedang kesulitan?" sapa Sang Gajah.

"Oh gajah, biasanya aku makan daun selada, tapi aku sedang ingin makan buah beri. sayangnya aku tidak bisa memanjat pohon ... " keluh kura-kura.

"Hooo .. sini aku bantu." kemudian Gajah mengambilkan buah beri untuk kura-kura.

"Terimakasih gajah," kata kura-kura.

"sama-sama kura-kura..." jawab Sang Gajah

Beberapa hari kemudian, Sang Gajah kena flu.

"HUaaaTschhiiiiiiiiuuuuu !!!" gajah bersin dengan keras. Seluruh penghuni hutan dapat mendengarnya.

Kelinci, burung dan kura-kura kemudian datang menengok gajah yang sedang sakit flu. Kelinci membawa wortel untuk gajah. Burung membawa buah beri untuk gajah. Kura-kura membawa daun selada untuk gajah.

"Gajah, ini sayur dan buah dari kebun kami, semoga lekas sembuh yaa..." kata kelinci, burung dan kura-kura.

"Terimakasih semuanya. Terimakasih sudah menengok dan membawakan makanan yang lezat." balas gajah sambil tersenyum. "aku pasti jadi cepat sembuh bila makan buah-buahan dan sayuran yang banyak seperti ini."

esok harinya, sang gajah sudah sembuh.

Dan mereka semua hidup bahagia selamanya (well, it's hollywood style and seems stupid but believe me an happy ending is something that my daughter waits for.)

No comments: